Si kenyal dari air kelapa? Apaan tuh??
Hello Foodies! Siapa nih yang suka makan es campur? Nah di es campur biasanya ada yang berbentuk kotak berwarna putih kenyal. Kalian tahu ga itu apa? Yup, nata! Nata adalah bahan menyerupai gel (agar- agar) yang terapung pada medium yang mengandung gula dan asam hasil fermentasi dari mikroorganisme Acetobacter xylinum (Hamad et al., 2014). Ada banyak jenis nata, salah satunya adalah nata de coco yang berasal dari air kelapa. Nata de coco mengandung kadar serat tinggi dan biasanya dikonsumsi berupa minuman segar yang ditambahkan ke dalam sirup, ke dalam agar jeli, fruit cocktail, es campur, dan lain-lain. Dalam pembuatan Nata de coco bakteri Acetobacter xylinum dapat merombak gula menjadi asam asetat dan nata sebagai metabolit sekundernya (Putriana & Aminah, 2013). Penasaran dengan cara pembuatan nata de coco? Yuk kita lihat proses pembuatannya pada gambar 1.
Pertama, air kelapa yang akan digunakan disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran, selanjutnya ditambahkan gula pasir 5% (b/v), asam asetat glasial 2% (b/v), asam sitrat 5% (b/v) dan Za (Zwavelzua ammonium) 0.8% (b/v) dan dimasak hingga suhu 90℃ selama 3 menit. Setelah perebusan, campuran tersebut dimasukkan ke dalam nampan plastik yang bersih. Nampan plastik tersebut ditutup dengan kertas, penutup kertas dikencangkan dengan karet atau tali kemudian disusun secara rapi dan didiamkan selama satu malam. Setelah itu ditambahkan starter Acetobacter xylinum 10% (b/v) dan difermentasi dengan suhu kamar selama ±14 hari. Setelah proses fermentasi, nata de coco dapat langsung dinikmati.
Nata de coco mengandung serat yang tinggi dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai tingkatan usia serta dapat berperan pada proses pencernaan yakni dalam pengolahan makanan di usus halus serta penyerapan air di usus besar (Chuku & Kalagbor, 2014). Selain itu, nata digolongkan sebagai makanan probiotik karena mengandung protein yang berasal dari Acetobacter xylinum yang baik untuk kesehatan tubuh. Nata de coco juga memainkan peran yang penting dalam mengatur sistem imun, sehingga dapat mencegah konstipasi, hemoroid, menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler, diabetes dan obesitas (Mesomya et al., 2006). Gimana foodies? Sudah lebih tahu kan mengenai nata de coco? Semoga artikel kali ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. (ZR)
Daftar Pustaka
Chuku, L. C., & Kalagbor G.I. (2014). Protein and mineral element content of coconut (cocos nucifera) water from different species. American Journal of Advanced Drug Delivery, 2 (4), 451-453.
Hamad. A., Handayani, N. A., & Puspawiningtyas, E. (2014). Pengaruh umur starter acetobacter xylinum terhadap produksi nata de coco. Jurnal Techno, 15(1), 37 – 49.
Mesomya, W., Pakpeankitvatana, V., Komindr, S., Leelahakul, P., Cuptapun, Y., Hengsawadi, D., Tammarate, P., & Tangkanakul, P. (2006). Effects of health food from cereal and nata de coco on serum lipids in human. Journal Science and Technology, 28(1), 23-28.
Putriana, I., & Aminah, S. (2013). Mutu fisik, kadar serat dan sifat organoleptik nata de cassava berdasarkan lama fermentasi. Jurnal Pangan Dan Gizi, 4(1).
Yanti, N. A., Ahmad, S. W., Tryaswaty, D., & Nurhana, A. (2017). Pengaruh penambahan gula dan nitrogen pada produksi nata de coco. BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research). 4(1).
Comments