top of page

Glosarium: Mi Ayam vs Mi Pelangi

Betasianin : Pigmen berwarna merah atau violet yang merupakan kelompok flavanoid bersifat polar karena mengikat gula, pigmen yang mengandung unsur nitrogen pada strukturnya, dan merupakan pengganti antosianin.


Carboxy Methyl Cellulose (CMC) : Turunan dari selulosa yang dikarboksimetilasi adalah eter polimer linier dengan gugus karboksimetil (-CH2-COOH) yang terikat pada beberapa gugus OH dari monomer glukopiranosa. CMC termasuk sebagai bahan aditif makanan yang dapat mengikat air dan umumnya digunakan sebagai pembentuk tekstur halus. Selain itu, CMC juga berperan sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan emulsifier.


Coumarin : Senyawa fenolik yang dapat menghambat kerja giberelin sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Coumarin sebagai retardan dapat menghambat proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh tumbuhan.


Gluten : Ikatan kompleks dari protein yang terdapat pada serealia khususnya gandum, rye, dan barley, yaitu gliadin dan glutenin. Gluten stabil terhadap panas dan memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai agen pengikat dan pengembang. Biasanya digunakan sebagai aditif dalam makanan olahan untuk meningkatkan tekstur, rasa, dan retensi air.


Lutein : Karotenoid dominan dalam jaringan otak manusia. Lutein bermanfaat bagi kesehatan antara lain sebagai perlindungan terhadap paparan sinar atau cahaya biru, meningkatkan performa penglihatan, menurunkan risiko penyakit katarak, anti peradangan, menurunkan risiko penyakit age-related macular degeneration (AMD), meningkatkan kesehatan kulit, melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV), dan meningkatkan kesehatan bayi. Lutein bisa didapat dari makanan yang berwarna kuning sampai oranye, serta sayuran berwarna hijau.


Sodium Tripolyphosphate (STPP) : Bahan aditif makanan pengganti boraks padat. STPP mampu menambah cita rasa, memperbaiki tekstur, mencegah terjadinya rancidity (ketengikan), dan meningkatkan kualitas produk akhir dengan mengikat zat nutrisi yang terlarut dalam larutan garam seperti protein, vitamin, dan mineral. Hal ini dikarenakan dapat menyerap, mengikat, meningkatkan Water Holding Capacity (WHC), dan keempukan. BTP STPP dapat digunakan pada kerupuk dengan batas maksimum 1000 mg/kg sebagai total P, sedangkan pada bakso, batas maksimumnya adalah 2200 mg/kg sebagai total P.


Triptofan: Tergolong asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan diperoleh dari asupan makanan ke dalam tubuh.Hasil metabolisme triptofan ini berupa serotonin yang berperan utama pada regulasi emosi.


Daftar Pustaka

Balai Besar POM Palembang. STPP sebagai Pengganti Bleng/Borax.


Biesiekierski, J. R. 2016. What is Gluten?, J. Gastroenterology and Hepatology 37: 78-81.

Indriyati, L. Indrarti, dan E. Rahimi. 2006. Pengaruh Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan Gliserol terhadap Sifat Mekanik Lapisan Tipis Komposit Bakterial Selulosa, J. Sains Materi Indonesia 8 (1): 40-44.


Kurniawan, J. M., M. M. Yusuf, Heriyanto, dan T. H. P. Brotosudarmo. 2020. Telaah Literatur Potensi Lutein dari Bunga Marigold Lokal sebagai Suplemen Kesehatan, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 30 (2): 147 – 162.


Moriska, M., G. Lubis, dan R. B. Herman. 2016. Hubungan antara Kadar Total Triptofan Plasma dan Indeks Massa Tubuh dengan Gejala Depresi dan Skor Children Depression Inventory pada Siswa SMP, Sari Pediatri 17 (5): 373-378.


Novatama, S. M., E. Kusumo, dan Supartono. 2016. Identifikasi Betasianin dan Uji Antioksidan Ekstrak Buah Bit Merah, Indo. J. Chem. Sci. 5 (3): 217-220.


Nugraha, E. P., M. Karyantina, dan L. Kurniawati. 2014. Sodium Tripolyphosphate (STPP) sebagai Bahan Pengganti Bleng Padat pada Pembuatana Karak dengan Variasi Jenis Beras, J. Teknologi dan Industri Pangan 1 (2): 97-106.


Nurjanah, S. dan A. Nuraini. 2016. Pengaruh Benzyl Amino Purine dan Coumarin terhadap Pertumbuhan dan Hasil Benih Kentang (Solanum tuberosum L.) G2 Kultivar Granola, J. Kultivasi 15 (1): 20-25.


Silsia, D., Z. Efendi, dan F. Timotius. 2018. Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit, J. Agroindustri 8 (1): 53-61.

88 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page